Litopedion atau bayi batu, adalah fenomena langka ketika janin meninggal dunia saat sang ibu mengalami kehamilan abdominal. Tidak ada jalan keluar karena karena posisi bayi di dalam rongga perut. Bayi terlalu besar untuk diserap kembali oleh tubuh, sehingga mengalami calcifies (kalsifikasi) di bagian luarnya dan melindungi tubuh ibu dari jaringan bayi yang sudah mati. Kalsifikasi atau pembatuan tersebut mencegah terjadinya infeksi. Litopedion terjadi sejak usia kehamilan 14 minggu sampai cukup bulan (full term). Sudah biasa jika bayi batu baru ditemukan sekian puluh tahun kemudian. Umumnya ketika pasien memeriksakan diri karena alasan lain atau pemeriksaan tersebut melibatkan sinar-X, barulah bayi batu tersebut ditemukan.
Ini terjadi salah satunya pada tahun 2013 yang dialami oleh seorang nenek asal Colombia seperti yang dilansir dari Dailymail yang dimuat dalam situs berita entertainment.lintas.me bahwa Dr Kemer Ramirez dari Rumah Sakit Tunjuelito Bogota mengatakan ketika dokter memeriksa perempuan tua tersebut, memang terlihat ada Sesuatu yang tidak normal diperutnya. Diduga penyimpangan tersebut adalah batu empedu.
USG tidak menunjukkan apapun, namun berdasar radiografi terdeteksi adanya tumor di rongga perut si nenek. Ia menjelaskan bagian perut tersebut bukanlah tempat yang tepat untuk perkembangan janin, sehingga terjadi kasus tersebut.
“Hal ini terjadi karena janin tidak berkembang di dalam rahim karena berada di tempat lain,” ungkap Dr Ramirez. Fenomena ini pertama dijelaskan oleh seorang dokter bernama Albucasis pada abad ke-10. Litopedion terawal ditemukan di sebuah penggalian arkeologi dan diperkirakan terbentuk pada tahun 1.100 SM.
________________________________________________________________
PUSTAKA
Wikipedia. Halaman ini terakhir diubah pada 19.44, 5 Mei 2013. id.wikipedia.org/wiki/Litopedion
Daily mail. ed. Miko. dimuat dalam Lintas.me.Jumat, 13 Desember 2013 23:00. . http://entertainment.lintas.me/go/dreamersradio.com/wah-ada-janin-40-tahun-di-tubuh-nenek-ini
Illustration image by Google Image
0 comments: