Pengaruh Tanaman Herbal bagi Kesehatan
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar didunia, Negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman baik habitat, maupun flora dan fauna yang dimilikinya. Keanekaragaman ini pula membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman herbal. Dalam hal tanaman herbal, telah lama dikenal sebagai pengobatan tradisional oleh orang – orang terdahulu. Ini semua dibuktikan dalam, Isa (2009:3) mengatakan, Teknik pengobatan terdisional di China dimulai sejak 3000 tahun sebelum masehi, dan dibuktikan sekitar 500 tahun sebelum masehi (Kitab The Yellow Emperor’s Classics of Internal Medicine ). Namun dalam kenyataannnya sekarang, walaupun tumbuhan herbal sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, namun hanya sedikit dari masyarakat yang mengetahui tentang adanya manfaat tanaman herbal dalam mengobati penyakit, ini disebabkan produksi dan promosi obat – obatan kimia secara besar – besaran sehingga masyarakat kurang mengenal tanaman herbal dalam mengobati penyakit, belum lagi ada masyarakat yang berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat dibanding obat dari tanaman herbal, padahal reaksi yang lama dalam pengobatan hal tersebut sangatlah wajar karena obat bukanlah cabai yang saat dimakan makan rasa pedasnya akan dirasakan saat itu juga sehingga ada beberapa orang yang bertanya adakah Pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan. Dalam hal ini Pemerintah Indonesia tidak hanya tinggal diam, Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasal 2 ayat 4 yang berbunyi: Usaha-usaha pengobatan tradisional berdasarkan ilmu atau cara lain daripada ilmu kedokteran diawasi oleh pemerintah agar tidak membahayakan masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan yang tertera dalam GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara)adalah meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya pencegahan dan peningkatan upaya pemerataan pelayanan kesehatan agar terjankau oleh masyarakat sampai kepelosok pedesaan, maka upaya pengobatan tradisional merupakan suatu alternatif yang tepat sebagai pendamping pengobatan moderen.
Pengobatan tradisional dan obat tradisional telah menyatu dengan masyarakat, digunakan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan baik di desa maupun di kota-kota besar. Kemampuan masyarakat untuk mengobati sendiri, mengenai gejala penyakit dan memelihara kesehatan. Untuk ini pelayanan kesehatan tradisional merupakan potensi besar karena dekat dengan masyarakat, mudah diperoleh dan relatif lebih murah daripada obat modern. Pada masyarakat modern ini, masyarakat belum begitu tahu tentang manfaat apa saja yang dapat kita peroleh dari tanaman herbal untuk kesehatan, itu dikarenakan masyarakat lebih mengenal obat – obatan dari bahan kimia, baik karena anjuran dari resep dokter yang lebih sering memberikan resep untuk membeli obat – obatan kimia di apotek atau pun karena mudah didapatkan di toko atau warung terdekat, sehingga membuat masyarakat kurang mengetahui kelebihan tersendiri yang dimiliki tanaman herbal ketimbang obat - obatan kimia yang biasa mereka konsumsi, bahkan terkadang masyarakat saat membeli obat tidak begitu tahu kandungan obat yang diresepkan oleh dokter. Contoh nyata penggunaan tanaman herbal dalam zaman moderen ini seperti Jeruk Nipis yang mampu mengobati penyakit demam, dan batuk dengan kandungan fellandren dan sitral digunakan dalam obat batuk Komix Jeruk Nipis, Daun Jambu biji mengobati penyakit diare dengan kandungan komponen flavonoid seperti tanin sehingga digunakan dalam komposisi obat Diapet. Itu adalah beberapa contoh tanaman herbal yang digunakan untuk beberapa penyakit ringan namun sering terjangkit di dalam masyarakat sehingga menjadikan obat herbal tersebut sangat bermanfaat selain karena faktor mudah didapatkan di alam, harganya cendrung lebih terjangkau, dan tidak memiliki efek samping seperti halnya yang diakibatkan oleh obat – obatan kimia. Mungkin kalau orang – orang yang memiliki uang yang cukup mereka dapat memperoleh pengobatan herbal misalnya pengobatan herbal ala china oleh tabib yang menanganinya atau mencari obat herbal diapotek, Di sisi lain ada masyarakat yang tidak berkecukupan dan mereka memilih untuk menggunakan sebagai pengobatan karena mudah didapatkan di alam dan murah. Tetapi sebagian besar masyarakat dalam meracik tanaman herbal sebagai obat, mereka hanya didasarkan kata orang lain ataupun pengalaman sendiri, tanpa mengetahui kandungannya bahkan tanaman herbal yang mereka ketahuipun masih terbatas, contoh yang paling terkenal seperti jeruk nipis, daun jambu biji, kunyit, temulawak dan sebagainya, sehingga masyarakat begitu menginginkan info yang cukup tentang tanaman apa saja yang dapat digunakan sebagai obat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan ?
2. Apasajakah kelebihan Tanaman herbal ketimbang obat – obatan dari bahan Kimia untuk kesehatan?
3. Tanaman herbal apa sajakah yang dapat kita gunakan sebagai obat ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan dengan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Memberikan penjelasan tentang kelebihan obat herbal dari pada obat kimia.
2. Menjelaskan kepada kita lebih menghargai obat – obatan herbal.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan wawasan tentang manfaat tanaman herbal yang dapat di gunakan manusia untuk menyebuhkan penyakit.
2. Membuat kita lebih mengoptimalkan potensi negri ini seperti tanaman obat, baik dalam pemanfaatannya maupun kelestariannya.
Bab II
Landasan Teori
Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu pada Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates ( tahun 466 sebelum masehi ) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Zaman Mesir kuno ( tahun 2500 sebelum masehi ) yang ditulis dalam Papyrus Ehers meyebutkan Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya, Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan Herbal. Dalam kepercayaan agama Islam tentang pengobatan, telah disabdakan oleh Rasullullah SAW “Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan (pula) obatnya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Departemen Kesehatan RI mendefenisikan tanaman obat Indonesia seperti
yang tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu :
1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu.
2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat (precursor).
3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat.
SKN (Sistem Kesehatan Nasional) juga menyatakan bahwa pengobatan tradisional yang terbukti berhasil guna dan berdayaguna terus dilakukan pembinaan dan bimbingan serta dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat. UU kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47 menyatakan pengobatan tradisional yang mencakup cara, obat dan pengobatan atau perawatan cara lainnya dapat dipertanggung jawabkan maknanya. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait, (Young, 1980) Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor, yaitu pengobatan rumah tangga/ pengobatan sendiri menggunakan obat, obat tradisional, atau cara tradisional, pengobatan medis yang dilakukan oleh oleh perawat, dokter, puskesmas, atau rumah sakit, serta pengobat tradisional. Dalam pemilihan sumber pengobatan di susunlah suatu criteria tentang sumber pengobatan tersebut. (Young, 1980), Kriteria yang digunakan untuk memilih sumber pengobatan adalah pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap obat/ pengobatan, keparahan sakit, dan keterjangkauan biaya dan jarak. Dari empat kriteria tersebut, keparahan sakit menduduki tempat yang dominan. Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di Indonesia (bahkan di dunia) telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sekitar tahun 1970 ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah tahun 1970 hingga sekarang). Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat ekonomi dan peradaban manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi dengan berbagai penemuan baru yang bermanfaat dalam pengobatan dan peningkatan kesejahteraan umat manusia. Dalam data statistik tentang kematian akibat efek samping obat-obatan yang diperoleh, Isa (2009:1) mengatakan, Untuk mengatasi penyakit mereka mengutamakan cepat sembuh walaupun cuma sesaat. Pola hidup ini harus di bayar mahal. Di Amerika saja, efek samping obat – obatan bertanggung jawab atas kematian 100.000 pasien setiap hari.
Bab III
Pembahasan
Tanaman herbal bagi kesehatan
Ada masyarakat yang berpendapat kalau reaksi obat kimia lebih cepat dibanding obat dari tanaman herbal, padahal reaksi yang lama dalam pengobatan hal tersebut sangatlah wajar karena obat bukanlah cabai yang saat dimakan makan rasa pedasnya akan dirasakan saat itu juga sehingga ada beberapa orang yang bertanya adakah Pengaruh tanaman herbal bagi kesehatan.
Berikut ini adalah kasus yang terjadi sekitar tahun 1985, terdapat banyak pasien di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah yang sebelumnya mengkonsumsi daun keji beling. Pada pemeriksaan laboratorium dalam urine-nya ditemukan adanya sel-sel darah merah (dalam jumlah) melebihi normal. Hal ini sangat dimungkinkan karena daun keji beling merupakan diuretik kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi pada saluran kemih. Akan lebih tepat bagi mereka jika menggunakan daun kumis kucing (Ortosiphon stamineus) yang efek diuretiknya lebih ringan dan dikombinasi dengan daun tempuyung (Sonchus arvensis) yang tidak mempunyai efek diuretik kuat tetapi dapat melarutkan batu ginjal berkalsium.
Pada periode sebelum tahun 1970-an banyak terjangkit penyakit infeksi yang memerlukan penanggulangan secara cepat dengan mengunakan antibiotika (obat modern). Pada saat itu jika hanya mengunakan Obat herbal atau Jamu yang efeknya lambat, tentu kurang bermakna dan pengobatannya tidak efektif. Sebaliknya pada periode berikutnya hinga sekarang sudah cukup banyak ditemukan turunan antibiotika baru yang potensinnya lebih tinggi sehingga mampu membasmi berbagai penyebab penyakit infeksi.
Akan tetapi timbul penyakit baru yang bukan disebabkan oleh jasad renik, melainkan oleh gangguan metabolisme tubuh akibat konsumsi berbagai jenis makanan yang tidak terkendali serta gangguan faal tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Penyakit ini dikenal dengan sebutan penyakit metabolik dan degeneratif. Yang termasuk penyakit metabolik antara lain : diabetes, hiperlipidemia, asam urat, batu ginjal dan hepatitis; sedangkan penyakit degeneratif diantaranya : rematik, asma, ulser, haemorrhoid dan pikun. Untuk menanggulangi penyakit tersebut diperlukan pemakain obat dalam waktu lama sehinga jika mengunakan obat modern dikawatirkan adanya efek samping yang terakumulasi dan dapat merugikan kesehatan. Oleh karena itu lebih sesuai bila menggunakan obat alam/OT, walaupun penggunaanya dalam waktu lama tetapi efek samping yang ditimbulkan relatif kecil sehingga dianggap lebih aman.
Dari dua kasus yang terjadi diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman herbal berpengaruh terhadap kesehatan manusia, meskipun telah ditemukan antibiotik terbaru yang efektif untuk meyembuhkan penyakit. Namun peran tanaman herbal yang sedikit memiliki efek samping bagi tubuh sulit digantikan.
Kelebihan Obat Herbal dalam Penyembuhan Penyakit
Belakangan ini, kesadaran masyarakat akan manfaat pengobatan herbal memang sudah semakin terbuka. Bahkan, penggunaan bahan-bahan herbal sudah dijadikan gaya hidup kekinian.
Seiring peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengobatan herbal, semakin banyak pula penelitian ilmiah dalam bidang ini. Kini, tidak jarang ditemui aneka jenis obat-obatan herbal, seperti jamu, yang diproses lebih modern dengan dukungan penelitian ilmiah.
Oleh sebab itu, sudah sepatutnya Anda mengenal aneka kelebihan obat-obatan herbal dibanding obat-obatan kimia. Berikut ini merupakan rincian beberapa kelebihan obat herbal.
1. Kelebihan Obat Herbal – Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam. Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga sangat aman digunakan.
Sejak ratusan tahun lalu, masyarakat Indonesia telah mengonsumsi aneka jamu tradisional hasil racikan sendiri. Namun, hingga kini belum ditemukan kasus efek samping jamu yang mematikan. Bahkan, jamu telah dinobatkan sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia. Sebagai warga Indonesia, kita tentu harus bangga dengan hal ini. Bagaimana tidak, Indonesia memiliki salah satu jenis obat herbal yang bebas efek samping maupun ketergantungan.
Akan tetapi, Anda tentu harus tetap berhati-hati saat memilih jamu karena ada beberapa jenis jamu yang tradisional yang diproduksi secara tidak higienis. Bahkan, menggunakan bahan-bahan kimia sebagai campuran. Akhirnya, “obat herbal” ini akan mengancam kesehatan tubuh Anda. Dalam hal ini, yang membahayakan adalah kontaminasi jamur serta zat tambahan lainnya, bukan jamunya.
2. Kelebihan Obat Herbal – Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal. Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di dalam tubuh atau detoksifikasi.
3. Kelebihan Obat Herbal – Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga menghilangkan akar penyakitnya.
Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal yang bersifat menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada penghilangan penyakit, tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh sebagai cara untuk melawan penyakit.
4. Kelebihan Obat Herbal – Mengandung Banyak Khasiat
Anda tentu sepakat bahwa obat herbal memiliki banyak, bahkan sangat banyak, khasiat. Satu obat herbal saja bisa digunakan untuk mengobati lebih dari satu penyakit.
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes, hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat antivirus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol.
Kandungan didalam tanaman herbal
Itulah beberapa kelebihan obat-obatan herbal dibanding obat-obatan kimia yang rentan efek samping. Selain memiliki efek samping yang membahayakan, bahkan mematikan, cara kerja obat-obatan kimia cenderung kurang efektif untuk mengobati penyakit tertentu
Back to nature. Ya. Itulah slogan yang sering dielu-elukan masyarakan perkotaan kini. sejak ribuan tahun lalu, alam sudah menyediakan aneka jenis bahan dasar obat yang telah dimanfaatkan manusia secara turun-temurun. Namun, lagi-lagi, manusia sendirilah yang lantas mengabaikan anugerah alam itu. Berikut ini kandungan dalam beberapa tanaman herbal yang sering di manfaatkan didalam tanaman herbal :
Nama tanaman | Manfaat | Zat yang terkandung |
Daun Seledri | Mengobati tekanan darah tinggi | butilftalida dan butilidftalida |
Daun Sirih | Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur | betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol |
Daun Jambu biji | Mengobati diare | flavonoid seperti tanin |
Daun Kumis kucing | Bersifat memperlancar air seni | Saponin, minyak atsiri, zat samak, lemak dan glucosit orthosiphonin |
Daun Pegagan | Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri) | asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, tanin serta garam mineral |
Daun Landep | Mengobati rematik | saponin, flavonoida, tanin, garam kalium, dan silikat |
Batang Kayu manis | engobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung. | zat-zat anti inflamasi (radang sendi) |
Buah Jeruk nipis | Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaanmerokok, menghilangkan bau badan, dan memperlancar buang air kecil. | fellandren dan sitral |
Buah ketumbar | Obat antikembung | asam petroselinat, asam oktadasenat, dan felandren |
Rimpang Alang-alang | Obat untuk memperlancar air seni | arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, dan simiarenol |
Umbi Kunyit | Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang | Curcuma, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin |
Mengkudu | Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever,sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit | Terpenoid, Zat anti bakteri, Scolopetin Zat anti kanker Xeronine dan Proxeronine |
Biji Pinang | sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita | alkaloid, seperti arekolin |
Umbi Gingseng | penguat sistem kekebalan tubuh, membantu menjaga hati, kelenjar adrenal, dan tiroid sehat, dapat membantu mencegah penyakit mulai dari flu biasa sampai kanker. | saponin dan glikosida |
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
· Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit.
· Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.
4.2 Saran
ü Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin
ü serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat.
ü Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati – matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit.
Daftar Pustaka
Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens
Agoes, Azwar. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia, Pengobatan Tradisional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Waluyo Srikandi. 2009. 100 Questions & Answer Diabetes. Jakarta: Elex Media Komputindo
Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya.
Badan Pusat Statistik. 2001. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare Statistics) 2000.Jakarta: 46-73
Http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga
Http://www.anneahira.com
0 comments: