Monday, March 14, 2011

thumbnail

Kebudayaan manusia purba dan Pembagian Zaman Purba di Dunia

Posted by Unknown  | 1 comment





Pengertian menurut para pakar,yaitu:
ð  Ki Hajar Dewantara
1.       Cipta
2.       Karsa
3.       Rasa

ð  Koencoroningrat
1.       System religi
2.       System pengetahuan
3.       System teknologi
4.       System bahasa
5.       System organisasi sosial
6.       System ekonomi
7.       System kesenian
Ciri – cirri dalam pembagian zaman
1.       Zaman Paleolitikum
·         Merupakan zaman batu paling lama
·         Batu masih dalam keadaan kasar
·         Berlangsung dari  50.000 hingga 10.000 Sebelum masehi

2.       Zaman Mesolitikum
·         Merupakan Zaman batu tengah
·         Berlangsung 10.000 sampai 5.000 sebelum masehi
·         Adanya kebudayaan kjokkenmoddinger dan berkembangnya Abris sous rache
·         Batu sudah semakin halus

3.       Zaman Neolitikum
·         Batunya sudah sangat halus
·         berlangsung antara  5.000 – 3.000 sebelum masehi
·         food gathering berkembang menjadi Food producing
·         contoh senjatanya berupa kapak, beliung, dan pisau dari pada batu

4.       Zaman Megalitikum
·         Bangunan dari batu besar
·         Bangunan Batu besar berfungsi sebagai tempat pemujaan
·         Hasil kebudayaan nya berupa menhir, dolmen, sarkofagus, kuburan batu, punden berundak, arca, dan waruga.
Pada zaman megalitikum  mengandung dua unsur yaitu unsur matrial dan unsur Immatrial. Unsur matrial yaitu Hasil kebudayaan yang berwujud benda, dan unsur Immatrial yaitu hasil kebudayaan yang diperuntukan keperluan rohani atau jiwa.
Hasil Kebudayaan
Material
Zaman Logam
ü  Zaman Perunggu
Hasil kebudayaan nya berupa Nekara, Bejana, Moko, Kapak, Arca ,dan Perhiasan

ü  Zaman Besi
Peradaban umat manusia maju dengan pesat, terutama peralatan yang berhubungan dengan besi

ü  Zaman Tembaga
(hanya terjadi di Thailand tidak ditemukan di Indonesia)

Immaterial
ü  Megalitikum
·         Punden Berundak
·         Menhir
·         Dolmen
·         Sarkofagus
·         Peti kubur

ü  Lukisan
·         Lukisan cap tangan
·         Lukisan hewan

ü  Patung

·         Batu, Patung / Arca nenek moyang

·         Perunggu – cara
o   Bivalve (setangkap)
o   Cure purdel (master lilin)

ü  Manik – manic
·         Kegunaan untuk jimat / benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib
Wujud
*      Material
*      Immaterial
Proses pembentukan
*      Ide         ð            Alat Transportasi
*      Cipta      ð            contohnya : sepedah dan grobak
*      Sosial     ð            diterima dalam masyarakat

Teori
Typologi
o   Menganalisis temuan benda budaya di lihat dari kesamaan bentuk benda nya .

Stratigrafi
o   Menganalisis benda budaya yang terpendam tanah dalam posisi temuan dari lapisan tanah

Kimiawi
o   Menganalisis temuan benda budaya di lihat dari kandungan unsur karbon dengan bantuan laboratorium
Read More»

1 comments:

thumbnail

Renang Gaya Bebas

Posted by Unknown  | No comments


Dalam renang, teknik yang salah akan membuat Anda kehilangan efisiensi, lambat, dan cepat capek. Berikut ini beberapa kunci penting untuk memperagakan renang gaya bebas secara lebih sempurna.
 
Body Streamline
Pertama dan yang paling utama, Anda harus senantiasa berada dalam posisi streamline selama berenang. Posisi streamline ini akan meminimalkan tahanan air. Tubuh Anda harus streamline mulai dari ujung jari tangan Anda sampai ujung jari kaki Anda. Agar posisi streamline ini bisa tercapai, setiap saat, maka yang harus Anda lakukan adalah:
1. Posisi kepala Anda harus streamline dengan badan. Telinga Anda harus segaris dengan badan Anda. Caranya, selama berenang, celupkan kepala kedalam air. Hadapkan wajah ke dasar kolam, dengan pandangan mata ke bawah, sedikit kedepan. Demikian pula sewaktu mengambil nafas, jangan mengangkat kepala. Cukup mulut Anda berada diatas permukaan air, dan satu telinga Anda tetap tercelup kedalam air. Jika kedua telinga keluar dari air, berarti salah.
2. Sewaktu ekstensi, lengan Anda harus berada dalam posisi horizontal kearah depan. Jangan sampai lengan Anda turun. Jadi, ketika satu lengan Anda melakukan catch, pull, dan recovery, lengan Anda yang lain tetap rata dengan permukaan air.
3. Jangan menekuk tungkai. Gerakan kaki Anda berasal dari paha, bukan hanya gerakan betis Anda. Yang juga penting adalah untuk mengunci punggung kaki Anda agar segaris dengan tungkai Anda (seperti yang biasa dilakukan oleh seorang penari balet atau seorang pesenam).

 


Body Rotation
Selama berenang gaya bebas, tubuh Anda harus bisa menyerupai balok kayu yang oleng ke kiri dan ke kanan, terhadap sumbu aksialnya. Dan keolengan tubuh ini tidak hanya terjadi pada dada Anda, tetapi semua bagian tubuh Anda. Mulai dari kepala, dada, perut, pinggang, dan tungkai. Sewaktu lengan kiri Anda berekstensi, tubuh Anda miring ke kanan, tubuh bagian kanan naik. Sebaliknya, sewaktu lengan kanan Anda berekstensi, tubuh Anda miring ke kiri, tubuh bagian kiri Anda naik. Ayunan tungkai Anda juga harus mengikuti keolengan ini. Untuk mudah melakukan hal ini, latihlah tungkai Anda untuk bisa melakukan ayunan kaki menyamping.
Dengan body rotation yang sempurna, Anda pun akan mudah dalam melakukan pengambil nafas. Anda tidak perlu menolehkan kepala untuk mengambil nafas. Anda cukup memanfaatkan keolengan tubuh Anda untuk mengambil nafas. Ingat, Anda tidak perlu mengeluarkan kepala Anda terlalu banyak keatas permukaan air. Keluarkan sedikit saja, sesedikit mungkin, yang penting sudah bisa untuk mengambil nafas.

 

Efisienkan Fase Ekstensi
Anda akan bisa menambah efisiensi gaya bebas Anda, atau dengan kata lain, menambah jarak per langkah, dengan cara meluncur (gliding) sewaktu fase ekstensi. Seusai pull, lengan Anda langsung melakukan recovery. Nikmati recovery, dan pada saat yang sama lengan ekstensi Anda lurus ke depan, rata dengan permukaan air, seolah-olah hendak meraih benda yang jauh yang ada di depan Anda. Saat inilah tubuh Anda meluncur dalam posisi badan sedikit oleng.

Efisienkan Kayuhan
Kayuhan adalah sumber utama propulsi (gaya dorong) Anda. Karena itu, mengefisienkan gerakan ini sangatlah penting. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Lengan pengayuh. Ada dua cara untuk menggerakkan lengan pengayuh, atau kombinasi diantara keduanya. Yang pertama adalah dengan gerakan S. Caranya pertama-tama gerakkan tangan kearah luar, lalu masuk ke arah perut, dan lalu keluar lagi ke sisi paha. Ini adalah cara yang lebih tradisional. Cara yang kedua adalah dengan gerakan high-elbow catch. Yaitu dengan menjaga lengan atas senantiasa tinggi, dan tidak turun (drop). Caranya adalah dengan menjaga agar lengan atas Anda senantiasa berjauhan dengan ketiak Anda. Cara kedua ini dipakai oleh Grant Hackett. Yang paling ideal barangkali adalah gabungan dari keduanya. Maksudnya, catch dilakukan dengan high-elbow, lalu pull dilakukan dengan menggerakkan lengan kearah perut, lalu keluar menuju sisi paha, sehingga membentuk huruf S. Adapun saya sendiri lebih suka kayuhan lurus high-elbow ala Grant Hackett.
2. Jari-jari tangan. Jangan sampai Anda membuka jari-jari tangan Anda, karena hal itu akan mengurangi gaya dorong yang timbul. Yang benar, rapatkanlah satu sama lain, ketika tangan Anda melakukan kayuhan dan ekstensi. Satu-satunya saat dimana Anda tidak harus melakukannya adalah ketika tangan Anda melakukan recovery.
3. Lakukan kayuhan mulai dari saat berakhirnya ekstensi sampai dengan tangan Anda melampaui sisi paha Anda. Jangan sekali-kali mengeluarkan tangan Anda sebelum tangan Anda menyentuh sisi paha Anda, meskipun Anda kelelahan.

High Elbow Recovery
Sebetulnya, tidak ada cara yang baku untuk melakukan recovery. Namun, cara yang paling tradisional dan yang paling disarankan adalah dengan metode high-elbow recovery. Maksudnya, selama gerakan recovery, sikut Anda adalah titik tertinggi dari lengan Anda. Dengan metode ini, Anda akan terhindar dari over-reach atau over-extension.

 

Gerakan Kaki
Sebetulnya gerakan kaki gaya bebas ada dua macam: gerakan kaki untuk tujuan sprint, dan gerakan kaki untuk distance-swimming. Untuk sprint, Anda akan menggerakkan kaki Anda dengan frekuensi yang lebih tinggi, untuk menambah gaya dorong Anda. Namun pada distance-swimming, gerakan kaki Anda pada dasarnya hanya berfungsi untuk menjaga agar bagian bawah tubuh Anda tetap mengapung rata dengan permukaan air (steramline). Untuk itu, Anda menggerakkan tungkai Anda dengan santai. Apapun jenis gerakan kakinya, ada satu hal yang harus Anda perhatikan: jangan menekuk lutut Anda, dan jangan mengayunkan tungkai Anda terlalu lebar. Anda sama sekali tidak perlu mengayunkan kaki Anda terlalu lebar karena hal itu sama sekali tidak bermanfaat, dan hanya akan buang-buang tenaga saja.
Diantara empat gaya renang yang ada (gaya dada, gaya bebas, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung), yang paling sulit cara bernafasnya adalah gaya bebas. Dalam gaya dada dan gaya kupu-kupu, bernafas bisa dilakukan dengan mudah karena ada saat dimana kepala kita seluruhnya berada diatas permukaan air. Bernafas dalam gaya punggung juga tidak sulit karena kepala dan tubuh kita menghadap dengan bebas ke arah langit. Adapun dalam gaya bebas, kepala kita tidak boleh sepenuhnya menyembul dari permukaan air. Inilah yang menjadikan bernafas dalam gaya bebas terasa lebih sulit.
Namun jika sudah biasa, tidak akan ada lagi hal yang sulit. Mengambil (menghirup) nafas dalam gaya bebas kita lakukan semenjak 2/3 kayuhan tangan kita, dan kita akhiri pada saat tangan kita kembali masuk kedalam air. Kita ambil contoh mengambil nafas ke sisi kiri. Pada saat kayuhan tangan kiri kita sejajar dengan dada, akan timbul gaya angkat pada sisi kiri tubuh kita. Akibatnya, tubuh pun akan miring menghadap ke sisi kiri. Pada saat itulah kita mulai mengambil nafas. Dan kemiringan tubuh kita dengan sendirinya akan membantu wajah kita untuk bisa menyembul keatas permukaan air dengan mudah dan alami.
Pada saat wajah Anda kembali terbenam kedalam air, keluarkanlah udara dengan santai dari hidung Anda. Ini akan menimbulkan gelembung-gelembung air yang keluar dari hidung Anda.
Lalu kapan kita mengambil nafas? Untuk renang jarak jauh semisal 1500 meter, beberapa perenang hebat seperti Grant Hackett mengambil nafas setiap dua kayuhan sekali. Ini artinya hanya berselang satu kayuhan saja, dan karenanya bernafasnya pun hanya ke satu sisi saja: ke kiri saja atau ke kanan saja.
Namun ada juga beberapa perenang yang mengambil nafas setiap tiga kayuhan sekali. Ini artinya pengambilan nafas akan dilakukan bergantian ke kiri dan ke kanan. Cara bernafas seperti dikenal sebagai bilateral breathing. Lalu mana yang lebih baik antara mengambil nafas ke satu sisi saja atau mengambil nafas ke dua sisi secara bergantian? Jawabannya, suka-suka Anda. Lakukanlah yang menurut Anda lebih rileks, santai, nyaman dan cocok untuk Anda. Jadi yang terpenting, Anda merasa nyaman ketika bernafas.
Meski demikian, banyak perenang sprint gaya bebas (50 meter atau 100 meter) yang berusaha semaksimal mungkin untuk menahan nafas mereka selama balapan. Mereka hanya mengambil nafas ketika betul-betul memerlukannya. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi pengurangan kecepatan yang biasanya terjadi ketika seorang perenang gaya bebas sedang mengambil nafas.
Read More»

0 comments:

Saturday, March 12, 2011

thumbnail

Pembangkit listrik tenaga nuklir serta dampak kebocoran nuklir

Posted by Unknown  | No comments


Pembangkit listrik tenaga nuklir

Reaktor nuklir yang pertama kali dapat membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-I  pada tanggal 20 Desember 1951 di dekat Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, adalah  Reaktor nuklir di kurung dalam containment building yang berbentuk tabung.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw0_X0Lx-oREhWqZnxZD3V7aXr0a8RrPmZQK3yHB1jg3R4qSTi4S8i3GpixnNvy_e2zNpx7GN0HIz5Xm1F-W73rjGWi1RyeeP3cBd2zbu80FauXoVVJUtI-yXyToWhykw1OZ1d-eJ3Szo/s1600/nuklir.jpg

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah suatu stasiun pembangkit listrik thermal yang panasnya diperoleh dari lebih dari satu reactor nuklir.
PLTN termasuk pembangkit daya base load  yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor yang dapat turun hingga setengah daya pada malam hari) Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi di dunia , dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda . Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai 17% daya  listrik dunia.
Prinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu : air diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uang yang dihasilkan dialirkan ke turbin yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan bakar fosil seperti : batu bara, minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil ini, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (S02) dan nitrogen oksida (NO), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan teremisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bias menimbulkan hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN panas yang akan digunakan untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disalurkan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel sperti C02, S02, atau Nox, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian LTN, adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bias disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.
Limbah Radioaktif :

 http://www.indomigas.com/wp-content/uploads/2010/04/nuklir-indonesia.jpg


Selama operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif terhadap lingkungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau sungai yang dipergunakan untuk membawa panas dari kondensor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif, karena tidak bercampur dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reaktor. Sedangkan gas radioaktif yang dapat keluar dari sistem reaktor tetap terkungkung di dalam sistem pengungkung PLTN dan sudah melalui sistem ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis. Gas yang dilepas melalui cerobong aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 milicurie/tahun) sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Dampak dari kebocoran Nuklir

http://warsindonews.files.wordpress.com/2011/03/jb_3.jpg


Ada beberapa dampak yang diakibatkan jika manusia terkena kebocoran nuklir
1. Rambut: rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.
2. Otak: sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
3. Kelenjar Gondok: kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid.
4. Sistim Peredaran Darah: ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala dapat bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki risiko jangka panjang seperti leukimia dan limfoma.
5. Jantung: bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.
6. Saluran Pencernaan: radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.
7. Saluran Reproduksi: saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan.
Melihat bahayanya dampak dari radiasi radioaktif ini, pemerintah Jepang langsung menetapkan kondisi siaga menyusul potensi kebocoran radioaktif pada lima reaktor nuklir di dua lokasi. Tiga ribu warga yang tinggal di sekitar reaktor nuklir Fukushima Daiichi dengan radius 10 km langsung dievakuasi.
Sebanyak 14.000 warga yang tinggal di bagian timur laut Jepang masih di lokasi Daiichi, turut juga diungsikan setelah mendapat peringatan dari Tokyo Electric Power Co.

Sumber : Bidang promosi
Pusat Diseminasi Iptek Nuklir-BATAN
Diambil dari Majalah Pengetahuan Teknologi Populer MEDIA KITA-BATAN
Wikipedia dan http://lawan.us


Read More»

0 comments:

Tuesday, March 8, 2011

thumbnail

DINAMIKA WARNA AIR LAUT

Posted by Unknown  | No comments

DINAMIKA WARNA AIR LAUT


  http://megaihyamuis.files.wordpress.com/2008/11/laut.jpg
    Helo blogreaders .. kita pasti sudah tahu kalau warna air laut umunya berwarna biru, tetapi jika kita melihat peta ada sebuah laut yang bernama laut merah, laut kuning ,laut hitam dan lain sebagainya. Perubahan warna air laut tersebut dapat terjadi bergantung pada molekul air dalam menyerap dan memantulkan cahaya matahari, zat air yang terlarut di air laut tersebut ,dan jenis endapan, serta organisme yang hidup dalam dasar laut.

  1. Air Laut Berwarna Putih
    Karena ada endapan glacial di dasar lautnya, Biasanya ada di daerah kutub.


      http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/aa/Padangbai_White_Sand_Beach_1.jpg
  2. Air Laut Berwarna Hijau
    Ini disebabkan karena pada dasar laut tersebut terdapat fitoplankton yang memancarkan kandungan klorofilnya untuk melakukan fotosintesis. Pada saat cahaya matahari datang, klorofil pada fitoplankton menyerap sebagian besar warna merah dan warna biru, dan memantulkan warna hijau. Air Laut berwarna hijau ini biasa terlihat di perairan dekat pantai.


      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAd0h87opjAqW7cciXy13YMTS6oKXrmBCqjuRs_anXLdffAz8w_KfyZyzX6K65eqMpYk6KEMD5Vqy6yKVj4P5Qux2vWnbP0ZXmKZmvVug3uuCdKFMyTkdoMrFHplaWnodFch8K1yPN570e/s1600/green-ocean-1600-726100.jpg
  3. Air Laut Berwarna Kuning
    Laut ini berwarna kuning disebabkan banyaknya endapan lumpur didasar laut tersebut. Lumpur tersebut merupakan hasil metabolisme dari berbagai matrial di darat yang menghasilkan tanah yang berwarna coklat kekuningan, yang terbawa aliran air hingga sampai di lautan. Contoh perairan ini laut kuning di perairan antara jepang dan cina.


      http://www.wwfchina.org/english/downloads/yellowsea.jpg
  4. Air Laut Berwarna Hitam
    Pada dasar laut perairan yang berwarna hitam ,terdapat banyak endapan tanah loss berwarna hitam, contohnya Laut Hitam yang bearada di antara turki dengan benua eropa.




     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ-FnfgwdBG0ifVe67nJQVNDrnGhmyO03ilWMbA2XC7CEKTLgkMzjiiWY022WzNwkLr2WhQaVaHuHvOAzsGq3fu-9VAYu5n8Z3JivdrpjhNfEhVEHEpotFX1G6oAmQvI2GjbWrH8jSQPo/s400/lauthitam.jpg
  5. Air Laut Berwarna Merah
Warna merah ini disebabkan karena pada dasar lautnya ada ganggang merah ,contohnya laut merah yang berada diantara Saudi Arabia dengan mesir.

 
http://umroh.files.wordpress.com/2007/08/pantai-laut-merah.jpg
Read More»

0 comments:

thumbnail

Kehidupan di Lautan

Posted by Unknown  | No comments

Kehidupan di Lautan

    Kalau kita biasa berpergian kelaut, mungkin hanya sebatas bermain disekitar pantai, padahal jika kita memerhatikan lebih jauh laut dan pantai memiliki kehidupan yang tak sekadar hanya ikan, bintang laut, kepiting ,dan lainnya yang sering kita lihat dipantai.

Laut merupakan tempat hidup hewan dan tumbuhan, yang banyak di temui di kebanyakan tempat yang terkena sinar matahari baik di permukaan air, pantai ,maupun perairan dangkal. Hewan yang hidup di laut dapat hidup dari perairan dangkal yang banyak sinar matahari , sampai perairan dalam yang tidak mampu ditembus cahaya matahari, sehingga minim cahaya. Hewan dan tumbuhan yang hidup dilaut dibedakan menjadi tiga ,yaitu Plankton, Nekton, dan Bentos.



    Plankton

    Merupakan organisme mikroskopik yang jumlahnya sangat banyak ,karena ukuran nya inilah sehingga mereka tidak dapat menahan arus laut. Plankton yang dalam bentuk hewan disebut zooplankton, sedangkan Plankton yang dalam bentuk tumbuhan biasa disebut fitoplankton.




http://www.duke.edu/web/nicholas/bio217/jrc25/plankton.jpg
  • Zooplankton
    Suatu kelompok berbagai jenis hewan yang sangat kecil yang melayang – layang di bagian permukan laut ,mereka dapat melayang – layang di permukaan laut karena mampu berenang dan ada yang memiliki tubuh menggelembung. Contoh zooplankton yaitu copepod, srrow wori, jelly fish (ubur – ubur) dan crustace.


     
  • Fitoplankton
    Merupakan tumbuhan air yang berukuran sangat kecil. Yang memiliki peranan yang sama dengan tumbuhan yang ada di ekosistem darat, yaitu sebagai produsen utama zat organic pada ekosistem perairan, Contohnya alga merah yang banyak terdapat di laut merah, dan alga biru yang banyak terdapat di laut tropic, dinophysis, navicula dan lain – lain.
Selain sebagai makanan utama makhluk laut, tumpukan bangkai plankton di laut dangkal merupakan bahan dasar terbentuk nya mineral laut seperti gas, dan minyak bumi yang terbentuk melalui proses panjang selama ribuan atau bahkan jutaan tahun.

    Nekton

    Nekton merupakan hewan laut yang dapat bergerak bebas seperti ikan laut dan reptile laut ,crustacea, cumi – cumi, dan lainya, tetapi mereka tidak dapat hidup di semua tempat dikarenakan perbedaan suhu, kepadatan air, dan salinitas air laut. Manfaat nekton bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi, dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar terbentuk nya mineral laut seperti gas, dan minyak bumi yang terbentuk melalui proses panjang selama ribuan atau bahkan jutaan tahun.

http://farm4.static.flickr.com/3302/3596485457_03c4002f32.jpg

    Bentos

    Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut yang menempel pada lumpur maupun pasir, yang dapat di temukan di setiap tempat. Tetapi kelompok tumbuhan bentos hanya dapat ditemui di dasar laut yang masih terkena sinar matahari. Hewan yang menghuni dasar laut ,yaitu siput, bunga karang, kerang, dan bintang laut. Contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, terumbu karang dan lain - lain. Tubuh bentos banyak mengandung mineral kapur. Sisa dari rumah atau kerangka bentos jika tertimbun sangat banyak akan dapat membentuk daratan pantai yang terdiri dari batu karang, dan membentuk pulau karang yang berbentuk cincin atau bulan sabit. Sisa kerangka atau cangkang bentos dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian, rekreasi, sebagai bahan bangunan dan lain – lain. Sedangkan zat kimia yang terdapat pada tubuh bentos dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat dan kosmetik


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVXhjq1LbD14-uB2n2tnGkHXtMPY0ExFlLX-2VH5OuJX38jt73JoRIs9KwefUBx41_lr3bYZqRK2YVt2gmAcz3m3BbiQX6CPfamzDjf_iLJaIF8oUJH67_7F2ysemMSiRb7BYgF0Nwrhmm/s400/sponge.jpg
Read More»

0 comments:

Thursday, March 3, 2011

thumbnail

Daftar Nama Kimia serta rumus kimianya

Posted by Unknown  | 19 comments



A
B B
Ammonia Amonia NH3 NH3
Carbon dioxide Karbon dioksida CO2 CO2
Carbon monoxide Karbon monoksida CO CO
Chlorine Klorin Cl2 Cl2
Hydrogen chloride Hidrogen klorida HCl HCl
Hydrogen Hidrogen H2 H2
Hydrogen sulfide Hidrogen sulfida H2S H2S
Methane Metana CH4 CH4
Nitrogen Nitrogen N2 N2
Nitrogen (II) oxide Nitrogen (II) oksida NO NO
Oxygen Oksigen O2 O2
Sulfur dioxide Belerang dioksida SO2 SO2
Aluminun oxide Aluminun oksida Al2O3 Al2O3
Barium Sulfate Barium Sulfat BaSO4 BaSO4
Calcium hydroxide Kalsium hidroksida Ca(OH)2 Ca (OH) 2
Copper (II) sulfate Tembaga (II) sulfat CuSO4 CuSO4
Ethane Etana C2H6 C2H6
Ethene (ethylene) Etena (etilena) C2H4 C2H4
Ethyne (acetylene) Etuna (asetilena) C2H2 C2H2
Hydrogen fluoride Hidrogen fluoride HF HF
Hydrogen iodide Hidrogen iodida HI HI
Iodine chloride Yodium klorida ICl ICL
Lead (II) oxide Lead (II) oksida PbO PbO
Magnesium oxide Magnesium oksida MgO MgO
Nitrogen (II) oxide Nitrogen (II) oksida NO NO
Nitrogen (IV) oxide Nitrogen (IV) oksida NO2 NO2
Potassium chloride Kalium klorida KCl KCl
Sodium chloride Natrium klorida NaCl NaCl
Sulfur dioxide Belerang dioksida SO2 SO2
Water Air H2O H2O
Aluminum Bromide Aluminium Bromida AlBr3 AlBr3
Aluminum Carbonate Aluminium Karbonat Al2(CO3)3 Al2 (CO3) 3
Aluminum Chloride Aluminium Klorida AlCl3 AlCl3
Aluminum Chromate Aluminium Kromat Al2(CrO4)3 Al2 (CrO4) 3
Aluminum Hydroxide Aluminium Hidroksida Al(OH)3 Al (OH) 3
Aluminum Iodide Aluminium iodida AlI3 AlI3
Aluminum Nitrate Aluminium Nitrat Al(NO3)3 Al (NO3) 3
Aluminum Phosphate Aluminium Fosfat AlPO4 AlPO4
Aluminum Sulfate Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 Al2 (SO4) 3
Aluminum Sulfide Aluminium Sulfida Al2S3 Al2S3
Ammonium Acetate Amonium Asetat NH4C2H3O2 NH4C2H3O2
Ammonium Bromide Amonium Bromida NH4Br NH4Br
Ammonium Carbonate Amonium Karbonat (NH4)2CO3 (NH4) 2CO3
Ammonium Chloride Amonium Klorida NH4Cl NH4Cl
Ammonium Chromate Amonium Kromat (NH4)2CrO4 (NH4) 2CrO4
Ammonium Hydroxide Amonium Hidroksida NH4OH NH4OH
Ammonium Iodide Amonium iodida NH4I NH4I
Ammonium Nitrate Amonium Nitrat NH4NO3 NH4NO3
Ammonium Phosphate Amonium Fosfat (NH4)3PO4 (NH4) 3PO4
Ammonium Sulfate Amonium Sulfat (NH4)2SO4 (NH4) 2SO4
Ammonium Sulfide Amonium Sulfida (NH4)2S (NH4) 2S
Barium Acetate Barium Asetat Ba(C2H3O2)2 Ba (C2H3O2) 2
Barium Bromide Barium Bromida BaBr2 BaBr2
Barium Carbonate Barium Karbonat BaCO3 BaCO3
Barium Chloride Barium Klorida BaCl2 BaCl2
Barium Chromate Barium Kromat BaCrO4 BaCrO4
Barium Hydroxide Barium Hidroksida Ba(OH)2 Ba (OH) 2
Barium Iodide Barium iodida BaI2 BaI2
Barium Nitrate Barium Nitrat Ba(NO3)2 Ba (NO3) 2
Barium Phosphate Barium Fosfat Ba3(PO4)2 Ba3 (PO4) 2
Barium Sulfate Barium Sulfat BaSO4 BaSO4
Barium Sulfide Barium Sulfida BaS Bas
Calcium Acetate Kalsium Asetat Ca(C2H3O2)2 Ca (C2H3O2) 2
Calcium Bromide Kalsium Bromida CaBr2 CaBr2
Calcium Carbonate Kalsium Karbonat CaCO3 CaCO3
Calcium Chloride Kalsium Klorida CaCl2 CaCl2
Calcium Chromate Kalsium Kromat CaCrO4 CaCrO4
Calcium Hydroxide Kalsium Hidroksida Ca(OH)2 Ca (OH) 2
Calcium Iodide Kalsium iodida CaI2 CaI2
Calcium Nitrate Kalsium Nitrat Ca(NO3)2 Ca (NO3) 2
Calcium Phosphate Kalsium Fosfat Ca3(PO4)2 Ca3 (PO4) 2
Calcium Sulfate Kalsium Sulfat CaSO4 CaSO4
Calcium Sulfide Kalsium Sulfida CaS Cas
Copper (II) Acetate Tembaga (II) Asetat Cu(C2H3O2)2 Cu (C2H3O2) 2
Copper (II) Bromide Tembaga (II) Bromida CuBr2 CuBr2
Copper (II) Carbonate Tembaga (II) Karbonat CuCO3 CuCO3
Copper (II) Chloride Tembaga (II) Klorida CuCl2 CuCl2
Copper (II) Chromate Tembaga (II) Kromat CuCrO4 CuCrO4
Copper (II) Hydroxide Tembaga (II) Hidroksida Cu(OH)2 Cu (OH) 2
Copper (II) Iodide Tembaga (II) iodida CuI2 CuI2
Copper (II) Nitrate Tembaga (II) Nitrat Cu(NO3)2 Cu (NO3) 2
Copper (II) Phosphate Tembaga (II) Fosfat Cu3(PO4)2 Cu3 (PO4) 2
Copper (II) Sulfate Tembaga (II) Sulfat CuSO4 CuSO4
Copper (II) Sulfide Tembaga (II) Sulfida CuS Cus
Iron (II) Acetate Besi (II) Asetat Fe(C2H3O2)2 Fe (C2H3O2) 2
Iron (II) Bromide Besi (II) Bromida FeBr2 FeBr2
Iron (II) Carbonate Besi (II) Karbonat FeCO3 FeCO3
Iron (II) Chloride Besi (II) Klorida FeCl2 FeCl2
Iron (II) Chromate Besi (II) Kromat FeCrO4 FeCrO4
Iron (II) Hydroxide Besi (II) Hidroksida Fe(OH)2 Fe (OH) 2
Iron (II) Iodide Besi (II) iodida FeI2 FeI2
Iron (II) NItrate Besi (II) Nitrat Fe(NO3)2 Fe (NO3) 2
Iron (II) Phosphate Besi (II) Fosfat Fe3(PO4)2 Fe3 (PO4) 2
Iron (II) Sulfate Besi (II) Sulfat FeSO4 FeSO4
Iron (II) Sulfide Besi (II) Sulfida FeS FeS
Iron (III) Acetate Besi (III) Asetat Fe(C2H3O2)3 Fe (C2H3O2) 3
Iron (III) Bromide Besi (III) Bromida FeBr3 FeBr3
Iron (III) Carbonate Besi (III) Karbonat Fe2(CO3)3 Fe2 (CO3) 3
Iron (III) Chloride Besi (III) Klorida FeCl3 FeCl3
Iron (III) Chromate Besi (III) Kromat Fe2(CrO4)3 Fe2 (CrO4) 3
Iron (III) Hydroxide Besi (III) Hidroksida Fe(OH)3 Fe (OH) 3
Iron (III) Iodide Besi (III) iodida FeI3 FeI3
Iron (III) Nitate Besi (III) Nitate Fe(NO3)3 Fe (NO3) 3
Iron (III) Phosphate Besi (III) Fosfat FePO4 FePO4
Iron (III) Sulfate Besi (III) Sulfat Fe2(SO4)3 Fe2 (SO4) 3
Iron (III) Sulfide Besi (III) Sulfida Fe2S3 Fe2S3
Magnesium Acetate Magnesium Asetat Mg(C2H3O2)2 Mg (C2H3O2) 2
Magnesium Bromide Magnesium Bromida MgBr2 MgBr2
Magnesium Carbonate Magnesium Karbonat MgCO3 MgCO3
Magnesium Chloride Magnesium Klorida MgCl2 MgCl2
Magnesium Chromate Magnesium Kromat MgCrO4 MgCrO4
Magnesium Hydroxide Magnesium Hidroksida Mg(OH)2 Mg (OH) 2
Magnesium Iodide Magnesium iodida MgI2 MgI2
Magnesium Nitrate Nitrat Magnesium Mg(NO3)2 Mg (NO3) 2
Magnesium Phosphate Magnesium Fosfat Mg3(PO4)2 Mg3 (PO4) 2
Magnesium Sulfate Magnesium Sulfat MgSO4 MgSO4
Magnesium Sulfide Magnesium Sulfida MgS MGS
Mercury (I) Acetate Mercury (I) Asetat HgC2H3O2 HgC2H3O2
Mercury (I) Bromide Mercury (I) Bromida HgBr HgBr
Mercury (I) Carbonate Mercury (I) Karbonat Hg2CO3 Hg2CO3
Merucry (I) Chloride Merucry (I) Klorida HgCl HgCl
Mercury (I) Chromate Mercury (I) Kromat Hg2CrO4 Hg2CrO4
Merucry (I) Hydroxide Merucry (I) Hidroksida HgOH HgOH
Mercury (I) Iodide Mercury (I) iodida HgI HGI
Mercury (I) Nitrate Mercury (I) Nitrat HgNO3 HgNO3
Mercury (I) Phosphate Mercury (I) Fosfat Hg3PO4 Hg3PO4
Mercury (I) Sulfate Mercury (I) Sulfat Hg2SO4 Hg2SO4
Mercury (I) Sulfide Mercury (I) Sulfida Hg2S Hg2S
Merucry (II) Acetate Merucry (II) Asetat Hg(C2H3O2)2 Hg (C2H3O2) 2
Mercury (II) Bromide Mercury (II) Bromida HgBr2 HgBr2
Mercury (II) Carbonate Mercury (II) Karbonat HgCO3 HgCO3
Merucry (II) Chloride Merucry (II) Klorida HgCl2 HgCl2
Mercury (II) Chromate Mercury (II) Kromat HgCrO4 HgCrO4
Mercury (II) Hydroxide Mercury (II) Hidroksida Hg(OH)2 Hg (OH) 2
Mercury (II) Iodide Mercury (II) iodida HgI2 HgI2
Mercury (II) Nitrate Mercury (II) Nitrat Hg(NO3)2 Hg (NO3) 2
Mercury (II) Phosphate Mercury (II) Fosfat Hg3(PO4)2 Hg3 (PO4) 2
Merucry (II) Sulfate Merucry (II) Sulfat HgSO4 HgSO4
Mercury (II) Sulfide Mercury (II) Sulfida HgS HgS
Potassium Acetate Kalium Asetat KC2H3O2 KC2H3O2
Potassium Bromide Kalium Bromida KBr KBr
Potassium Carbonate Kalium Karbonat K2CO3 K2CO3
Potassium Chloride Kalium Klorida KCl KCl
Potassium Chromate Kalium Kromat K2CrO4 K2CrO4
Potassium Hydroxide Kalium Hidroksida KOH KOH
Potassium Iodide Kalium iodida KI KI
Potassium Nitrate Kalium Nitrat KNO3 KNO3
Potassium Phosphate Kalium Fosfat K3PO4 K3PO4
Potassium Sulfate Kalium sulfat K2SO4 K2SO4
Potassium Sulfide Kalium Sulfida K2S K2S
Silver Acetate Silver Asetat AgC2H3O2 AgC2H3O2
Silver Bromide Perak Bromida AgBr AgBr
Silver Carbonate Silver Karbonat Ag2CO3 Ag2CO3
Silver Chloride Perak Klorida AgCl AgCl
Silver Chromate Perak Kromat Ag2CrO4 Ag2CrO4
Silver Hydroxide Silver Hidroksida AgOH AgOH
Silver Iodide Perak iodida AgI AgI
Silver Nitrate Silver Nitrat AgNO3 AgNO3
Silver Phosphate Silver Fosfat Ag3PO4 Ag3PO4
Silver Sulfate Silver Sulfat Ag2SO4 Ag2SO4
Silver Sulfide Silver Sulfida Ag2S Ag2S
Sodium Acetate Natrium Asetat NaC2H3O2 NaC2H3O2
Sodium Bromide Natrium Bromida NaBr NaBr
Sodium Carbonate Sodium Carbonate Na2CO3 Na2CO3
Sodium Chloride Natrium Klorida NaCl NaCl
Sodium Chromate Natrium Kromat Na2CrO4 Na2CrO4
Sodium Hydroxide Sodium Hidroksida NaOH NaOH
Sodium Iodide Natrium iodida NaI NaI
Sodium Nitrate Sodium Nitrat NaNO3 NaNO3
Sodium Phosphate Natrium Fosfat Na3PO4 Na3PO4
Sodium Sulfate Sodium Sulfat Na2SO4 Na2SO4
Sodium Sulfide Natrium Sulfida Na2S Na2S
Zinc Acetate Seng Asetat Zn(C2H3O2)2 Zn (C2H3O2) 2
Zinc Bromide Seng Bromida ZnBr2 ZnBr2
Zinc Carbonate Zinc Karbonat ZnCO3 ZnCO3
Zinc Chloride Seng Klorida ZnCl2 ZnCl2
Zinc Chromate Seng Kromat ZnCrO4 ZnCrO4
Zinc Hydroxide Seng Hidroksida Zn(OH)2 Zn (OH) 2
Zinc Iodide Seng iodida ZnI2 ZnI2
Zinc Nitrate Nitrat Seng Zn(NO3)2 Zn (NO3) 2
Zinc Phosphate Seng Fosfat Zn2(PO4)2 Zn2 (PO4) 2
Zinc Sulfate Seng Sulfat ZnSO4 ZnSO4
Zince Sulfide Zince Sulfida ZnS ZnS
Lead (II) Acetate Lead (II) Asetat Pb(C2H3O2)2 Pb (C2H3O2) 2
Lead (II) Bromide Lead (II) Bromida PbBr2 PbBr2
Lead (II) Carbonate Lead (II) Karbonat PbCO3 PbCO3
Lead (II) Chloride Lead (II) Klorida PbCl2 PbCl2
Lead (II) Chromate Lead (II) Kromat PbCrO4 PbCrO4
Lead (II) Hydroxide Lead (II) Hidroksida Pb(OH)2 Pb (OH) 2
Lead (II) Iodide Lead (II) iodida PbI2 PbI2
Lead (II) Nitrate Lead (II) Nitrat Pb(NO3)2 Pb (NO3) 2
Lead (II) Phosphate Lead (II) Fosfat Pb3(PO4)2 Pb3 (PO4) 2
Lead (II) Sulfate Lead (II) Sulfat PbSO4 PbSO4
Lead (II) Sulfide Lead (II) Sulfida PbS PbS
Lead (IV) Acetate Timbal (IV) Asetat Pb(C2H3O2)4 Pb (C2H3O2) 4
Lead (IV) Bromide Timbal (IV) Bromida PbBr4 PbBr4
Lead (IV) Chromate Timbal (IV) Kromat Pb(CO3)2 Pb (CO3) 2
Lead (IV) Hydroxide Timbal (IV) Hidroksida Pb(OH)4 Pb (OH) 4
Lead (IV) Iodide Timbal (IV) iodida PbI4 PbI4
Lead (IV) Nitrate Timbal (IV) Nitrat Pb(NO3)4 Pb (NO3) 4
Lead (IV) Phosphate Timbal (IV) Fosfat Pb3(PO4)4 Pb3 (PO4) 4
Lead (IV) Sulfate Timbal (IV) sulfat Pb(SO4)2 Pb (SO4) 2
Lead (IV) Sulfide Timbal (IV) Sulfida PbS2 PbS2
Aluminum Acetate Aluminium Asetat Al(C2H3O2)3 Al (C2H3O2) 3
Sodium Nitrite Natrium Nitrit                                NaNO2    NaNO2                                             
Read More»

19 comments:

    If you would like to receive our RSS updates via email, simply enter your email address below click subscribe.

Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top